PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA BAHARI MENUJU INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA

Advertisemen
Oleh : Rahmad S.Ik
(Peneliti di Rokhmin Dahuri Institute)

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia dengan potensi pembangunan (SDA danjasa-jasa lingkungan/environmental services) yang sangat besar, namun hingga kini belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu potensi sektor pembangunan yang belum dikembangkan secara optimal ialah pariwisata bahari(marine tourism).

Definisi dan Potensi Pariwisata Bahari

Potensi Pariwisata Bahari IndonesiaMenurut undang-undang No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan : �Wisata Bahari atau Tirta adalah usaha yang menyelenggarakan wisata dan olahraga air, termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta jasa lainnya yang dikelola secara komersial di perairan laut, pantai, sungai, danau, dan waduk�. Dengan 17.504 pulau, 95.181 km garis pantai, pantai dan laut yang indah, keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia, Indonesia memiliki potensi pariwisata bahari terbesar di dunia (Mann, 1995; Allen, 2002).

Luas ekosistem terumbu karang di Indonesia mencapai 85.707 km2 (18% dari total luas terumbu karang di dunia), 10 ekosistem terumbu karang terindah dan terbaik di dunia, 6 berada di Indonesia meliputi Raja Ampat, Wakatobi, Taka Bone Rate, Bunaken, Karimun Jawa dan PulauWeh). Komunitas mangrove terluas di dunia, yaitu 4,25 juta ha atau 27% dari luas hutan mangrove dunia (15,9 juta ha ) dan 236 jenis ikan hias terdapat di perairan Indonesia. 

Penyebaran Destinasi Surfing Indonesia antara lain terdapat di daerah: 
  1. Sumatera meliputi Nias, Bawa, P. Ase, P. Sorake, P. Mentawai 
  2. Jawa meliputi P. Panaitan, P. Deli, Baya, pelabuhan Ratu, TG. Genteng, Tanjung Kuncur 
  3. Bali meliputi Madewi, Balian, Canggu, Padma, Kuta, Balangan, Uluwatu, Nyangnyang, Nusa Dua, Tandjung Sanur, Padang Galak, Kateweel, Lebih, Nusa Lembongan, Padang Bai 
  4. Nusa Tenggara meliputi P. Safari, Bangko-Bangko, Belongas, Selongas, Selong Belanak, Ayan, Grupuk, Gili Inus, Ekas, Labuhan Jahi, Senggigi, Gili (Trawangan dan Meno), Silung Belanak, Pasona.
Selain memiliki penyebaran destinasi surfing, Indonesia juga memiliki destinasi Diving yang terdapat di: 
  1. Sumatera meliputi Bintan, Sabang 
  2. Jawa meliputi Ujung Kulon, Krakatau, P. Seribu 
  3. Bali meliputi Menjangan, Tulamben, Cemeluk, Candi Dasa, Padang Bai, Nusa Dua, Nusa Penda, Sanur, Pemuteran 
  4. Sulawesi meliputi Manado Tua, Bunaken, Montehage, Bitung, Sangihe, Talaud, Ujung Pandang, Tukang Besi (Wakatobi), P. Togian, Sangalaki, Kakaban, P. Siau 
  5. Maluku meliputi Ambon, Banda, Pindito 
  6. Irian meliputi Ayu, Asia, Mapia, Padaido, Sorong, Manokwari, Cendrawasih, Waigeo-Batanta 
  7. Nusa Tenggara meliputi Gili (Trawangan, Meno, Air), Komodo, Lembata, Kupang, Roti, Maumere, Alor. 
Begitu juga dengan penyebaran destinasi fishing di Indonesia Tersebar Mulai Dari Nanggroe Aceh Darussalam (Pulau Weh), Hingga Sulawesi Selatan (Kepulauan Takabonerate). Yang Tak Kalah Pentingnya, Ialah Penyebaran Destinasi Kapal Pesiar Indonesia meliputi Sumetera Utara (Belawan), Sumatera Barat (Teluk Bayur), Jawa Tengah (Tanjung Emas), Bali (Benoa, Padang Bai), Sulawesi Utara (Bitung), Sulawesi Selatan (Pare-Pare, Makassar), Nusa Tenggara Timur (Komodo, Kupang, Riung, Larantuka) hingga Papua (Biak, Jayapura).

Dengan potensi dan beragam wisata bahari yang dapat dikembangkan di Indonesia, ditaksirkan mampu menghasilkan nilai ekonomi mencapai 20 Miliar dolar AS setiap tahunnya (Rokhmin Dahuri Institute, 2015)

Tantangan Dan Permasalahan Pengembangunan Pariwisata Bahari Di Indonesia 

Disamping memiliki potensi pengembangan yang luar biasa untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah, terdapat tantangan dan permasalahan yang harus diatasi oleh seluruh stakeholders yang terlibat lansung maupun tidak langsung dalam pengelolaan dan pengembangan pariwisata bahari, diantaranya ialah 
  1. Aksesbilitas ke lokasi wisata bahari (pulau kecil, pesisir, dan laut) umumnya masih rendah dan sulit, 
  2. Infrastruktur dan sarana pembangunan di lokasi wisata bahari umumnya buruk 
  3. Promosi dan pemasaran kurang memadai 
  4. Dukungan dan sinergi dari instansi pemerintahan terkait masih kurang 
  5. Kualitas SDM (pemerintah, operator, dan masyarakat perlu ditingkatkan 
  6. Kebijakan politik-ekonomi (seperti fiskal, moneter, dan iklim investasi kurang kondusif 
  7. Kontribusi wisata bahari terhadap dunia pariwisata di Indonesia secara umum masi hsangat minim, masih 10% 
  8. Negara tetangga seperti Malaysia wisata bahari mampu menyumbang 40 % terhadap sektor kepariwisataan 
  9. Tidak adanya data statistik yang jelas dari pemerintah, terutama mengenai wisatawan asing, sehingga sering terjadi adanya orang asing melakukan kegiatan usaha dengan visa wisata atau sebaliknya mereka melakukan bisnis dan wisata sekaligus 
  10. Kurangnya koordinasi dan kerjasama lintas sektor untuk pengembangan pariwisata bahari 
  11. Biaya pembangunan infrastruktur yang jauh lebih tinggi. Tantangan dan permasalahan dalam pengembangan pariwisata bahari diatas dapat diatasi dengan solusi berikut ini, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mampu mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. 
Baca juga : Ikan Laut Paling Sering Dikonsumsi

Strategi Pengembangan Pariwisata Bahari Menuju Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia 

Dengan potensi pariwisata bahari dan kekayaan alam laut yang ada, sudah seharusnya sektor pariwisata bahari ikut membantu dalam mensukseskan program besar Presiden Joko widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Untuk itu, diperlukan sistem dan manajemen pengelolaan yang benar dan tepat sasaran, diantaranya ialah :
  1. Pengelolaan pariwisata bahari harus mengubah dari pendekatan sistem birokrasi berbelit menjadi sistem pendekatan entrepreurial, 
  2. Pemetaan potensi pariwisata bahari,berupa nilai, karakteristiknya, infrastruktur pendukungnya, dan kemampuanya dalam menopang perekonomian, 
  3. Menyusun rencana investasi dan pembangunan dari berbagai informasi yang didapat dari pemetaan, sehingga perlu dibangun faktor pendukungnya seperti akses transportasi, telekomunikasi sarana dan prasarana pendukung lainnya, 
  4. Menciptakan kualitas SDM tangguh di bidang pariwisata bahari, baik skill, inovasi, adaptabilitas, budaya kerja dan tingkat pendidikan, tingkat pemahaman permasalahan strategis dan konsep yang akan dilaksanakannya 
  5. Melakukan strategi pemasaran yang baik, melalui televisi internasional dan berbagai media seperti internet, majalah dan pameran-pameran pariwisata di tingkat internasional, Contoh : Thailand menghabiskan dana = US$ 1 miliyar untuk promosi wisatanyadi beberapa jaringan televisi internasional, sehingga wajar bila kunjungan wisatawan ke Thailand menduduki peringkat pertama di Asean 
  6. Pengembangan obyek (destinasi) wisata bahari yang baru yang lebih atraktif, berdaya saing, inklusif, dan berkelanjutan sesuai daya dukung lingkungan wilayah, 
  7. Peningkatan rasa aman, nyaman, tenteram, dan bersahabat di lokasi wisata bahari 
  8. Stop ego sektoral dan ego daerah dan kembangkan �Indonesia Marine Tourism Incorporated� serta menerapkan manajemen KISS (Koordinasi, Integrasi, Simplifikasi, dan Sinkronisasi) dan 
  9. Penciptaan iklim investasi dan politik-ekonomi yang kondusif bagi kinerja pembangunan pariwisata bahari. Dengan peta jalan pembangunan Pariwisata Bahari seperti di atas, Insya Allah Indonesia akan menjadi Maju, Adil-Makmur dan Sejahtera; dan menjadi poros maritim dunia.

BIODATA PENULIS

Nama : Rahmad S.Ik
TTL          : Meunasah Aron, 1 Januari 1991
Pendidikan : S1 Ilmu dan Teknologi Kelautan, IPB
Alamat : Bogor
E-mail : rahmad_itk@yahoo.co.id




Advertisemen

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
© Copyright 2017 Belajar Ilmu Bisnis