Cara Memulai Usaha Fotocopy dari Awal

Advertisemen
Simple saja, bukalah usaha fotocopy di dekat sekolah, kampus, atau kantor, selesai. Benarkah ? Memang mudah menentukan lokasi usaha fotocopy karena kita sudah bisa membaca target pasar. Namun, setiap lembaga pendidikan formal memiliki intensitas atau aktivitas yang berbeda. Bila anda membuka usaha tersebut dekat kampus hasilnya akan jauh berbeda dengan bila membuka usaha dekat SMA, dengan catatan variabel lain seperti pesaing dianggap tidak ada. 

Terlepas dari apakah usaha fotocopy masih menguntungkan atau tidak, ini tergantung pada banyak variabel yang perlu dikaji. Saya rasa bisnis ini masih sangat cerah, bagaimanapun hampir seluruh civitas akademika masih sangat membutuhkan jasa fotocopy. Beberapa sekolah mungkin ada yang telah memiliki mesin fotokopi sendiri, biasanya diletakkan di Ruang Tata Usaha (TU). Namun tetap saja, banyak yang tidak bisa dilakukan pegawai TU dengan hanya memiliki mesin fotokopi sendiri. Berbeda bila diluar yang membuka usahanya, mulai dari menjilid, laminating, hard cover, soft cover,  sampai menyediakan Alat Tulis Kantor (ATK).

Usaha juga bisa diperluas, mula-mula hanya membuka jasa fotocopy, laminating, penjilidan dan penjualan ATK, ke depan bisa menambah mesin cetak banner, print komputer sampai jasa desain seperti yang dilakukan oleh salah satu pelaku usaha di daerah saya. 

Jadi, tidak ada trend yang mematikan usaha ini. Masalah yang paling umum dihadapai adalah analisis pesaing dan pasar (lokasi), perencanaan biaya dan manajemen. Saya kira hampir sama dengan bisnis lain pada umumnya.

Analisis Pesaing dan Menentukan Lokasi serta Resiko

Jangan menganggap remeh riset, atau puyeng dengan hal tersebut. Banyak pengusaha yang terlalu antusias dan terobsesi dengan semangat �buka dulu, yang penting jalan dulu�. Usaha fotocopy membutuhkan modal yang tidak sedikit, rata-rata mesinnya saja kisaran Rp 15 jutaan keatas, semakin mahal tentu semakin bagus dan berkinerja prima, belum sewa tempat dan peralatan lainnya. Jadi
bukan hanya sekedar hitung-hitungan modal, melainkan juga bagaimana potensi pendapatannya.
Mesin fotocopy

Gampangnya, coba survei ke beberapa lokasi dekat sekolah atau kampus, tapi biasanya sudah banyak pemain lama nangkring disini. Bagusnya sih, anda mencari informasi tentang adanya pendirian sekolah baru atau kampus baru, langsung ancang-ancang, disini kita main cepet-cepetan. Bila tidak ada, ya tidak apa-apa ikut nimbrung di dekat kampus/sekolah yang sudah ada pemain lama. 

Pertama, nongkronglah disekitar lokasi amati dalam sehari bagaimana geliat siswa atau pelanggan mendatangi fotokopian. Misal ada 3 fotokopian, semuanya selalu ramai, ini bisa jadi sinyal bagus ! Tapi, bila ada 1 fotokopian sepi, coba analisa sendiri apakah karena lokasinya terlalu jauh atau memang sudah terlalu banyak usaha fotokopian. 

Kedua, ngobrolah dengan pegawai/pemilik fotokopian, bila tidak jago ngobrol katakan saja anda sedang membuat analisis usaha fotokopi untuk riset, jadi bisa wawancara. Tanyakan saja, pegawainya ada berapa dan sudah berapa lama berdiri, bila pegawainya banyak dan berdiri cukup lama lebih dari 2 tahun berarti fotokopian ini cukup berhasil. Silahkan kembangkan sendiri pertanyaan-pertanyaan yang menurut anda penting seperti modal awal, harga sewa tempat, peralatan yang dibutuhkan, gaji pegawai, kiat membuka usaha dll.

Ketiga, pikirkan baik-baik bagaimana anda mengantisipasi hari-hari libur panjang dimana sekolah atau lingkungan kampus libur. Bila perlu coba tanyakan kepada pemilik fotokopian bagaimana mereka mengantisipasi moment libur panjang, apakah merugi ?. Berdasarkan pengamatan saya, memang sebagian besar fotocopy akan tutup, namun jangan khawatir itu tidak akan membuat anda bangkrut. Sisihkan keuntungan di hari-hari sebelumnya untuk biaya hidup ketika fotocopy tutup sementara. Namun, bila punya pegawai yang digaji bulanan (bukan harian) maka lebih baik buka karena anda akan terbebani oleh gaji. 

Perencanaan Biaya

Bila sudah punya pengamatan dan gambaran cukup dan yakin untuk membuka di tempat tersebut, mulailah dengan hitung-hitungan. Jangan lupa, tanyakan pada diri anda berapa dana yang saya miliki.
Saya coba bantu hitung-hitungan mengacu pada situs fotocopy.co.id :

Asumsi dasar 
  • Harga kertas per Rim adalah Rp 30.000 (isi 500 lembar)
  • Harga Toner/Tinta Rp 120.000, untuk pemakaian 20.000 lembar.
  • Biaya listrik per bulan untuk pemakaian sebanyak 39 ribu lembar adalah Rp 150.000. 39 ribu lembar diperoleh dari asumsi perkiraan pemakaian 1.500 lembar per hari dengan 26 hari kerja dalam satu bulan (1.500 x 26 hari = 39 ribu lembar per bulan). 
  • Harga Sparepart Drum Kit Set Rp 300.000, ini untuk pemakaian minimum 30 ribu lembar.
  • Catatan, untuk fotocopy bolak-balik, modal halaman ke-2nya dihitung cukup Rp 20.
  • Perkiraan penerimaan per hari adalah 1.500 lembar atau 39 ribu per bulan.

Investasi

  1. Mesin fotocopy Canon IR 2002 L baru = Rp 16.500.000 (kalau bisa beli yang lebih besar bila pelanggan banyak/bisa untuk fotokopi, print dan scan color)
  2. Etalase (tergantung ukuran ) = Rp Rp 850.000
  3. Kursi Plastik Rp 32.600 x 3 buah = Rp 97.800
  4. Meja Kayu Persegi Panjang ukuran 160 x 80 x 75 cm = Rp 715.000
  5. Alat Pemotong Kertas Folio V-TEC PAPER = Rp 159.500
  6. Mesin Laminating Secure Compact A4 = Rp 497.000
  7. Lampu Bohlam Led 7 W (Mitsuyama) Rp 55.800 x 2 buah = Rp 111.600

TOTAL BIAYA INVESTASI Rp 18.930.900

Biaya tetap dan variabel per bulan
  • Kertas per hari 1.500 lembar = 3 Rim, 26 hari kerja x 3 Rim = 78 Rim per bulan
  • Toner/Tinta Rp 120.000/pemakaian 20 ribu = Rp 6 per lembar. 39 ribu lembar per bulan x Rp 6= Rp 234.000 per bulan
  • Perkiraan pembayaran listrik per pemakaian 39 ribu lembar adalah Rp 150.000
  • Sparepart Drum Kit Rp 300.000 : 30 ribu lembar = Rp 10 per lembar biayanya,  Maka Rp 10 x 39 ribu lembar = Rp 390.000 per bulan
  • Gaji 1 karyawan Rp 2.000.000 per bulan
  • Pembelian ATK per bulan asumsinya Rp 5.000.000
  • Sewa tempat Rp 1.000.000 per bulan

Perhitungan biaya per bulan

-Kertas Rp 30.000/Rim x 78 Rim = Rp 2.340.000
-Toner/Tinta Rp 234.000
-Listrik Rp 150.000
-Sparepart Rp 390.000 
-Upay karyawan per hari Rp 50.000 x 26 hari = Rp 1.300.000
-Sewa tempat Rp 850.000
-Pembelian ATK = Rp 5.000.000

TOTAL BIAYA Rp 10.264.000

Penerimaan
Hasil penjualan dari ATK asumsi 120% = Rp 6.000.000
Penerimaan dari fotocopy 39 ribu lembar x Rp 200/lembar = Rp 7.800.000

TOTAL PENERIMAAN  Rp 13.800.000

NET BENEFIT (Keuntungan bersih) = Rp 13.800.000 � Rp 10.264.000 = Rp 3.536.000 per bulan.

Perhitungan diatas belum termasuk biaya penyusutan alat dan air (bila ada kamar mandi). Keuntungan diatas juga belum termasuk penerimaan dari laminating dan penjilidan. Namun, kurang lebih itulah gambaran modal yang dibutuhkan dan perkiraan keuntungannya.

Kiat Mengelola Usaha

Mungkin tidak banyak yang ingin saya sampaikan pada bab Manajemen. Saran penting adalah mengenai manajemen persediaan. Kita harus pandai membanding-bandingkan harga bahan baku dan melakukan tata kelola penyimpanan yang baik agar terhindar dari kerusakan bahan. Berikut ini saya rangkum yang mungkin perlu menjadi perhatian ketika mengelola bisnis fotocopy.

1. Manajemen persediaan dan tata kelola penyimpanan barang.

Kertas adalah bahan baku utama, selain memastikan ketersediaan kita juga perlu mencari supplier yang oke, entah itu dari harganya, aksesnya (ongkos) dll.  Pastikan juga menata bahan baku di tempat yang aman, penataan ATK juga harus diatur agar terlihat menarik dan pastikan selalu telihat bersih dan nyaman di mata pelanggan. Percaya atau tidak, aspek visual lebih mudah diproses otak sehingga menimbulkan daya tarik, setidaknya mengundang pandangan.

2. Melatih dan selalu beri pengarahan pada karyawan

Ini juga tidak kalah penting, karyawan baru rentan melakukan banyak kesalahan. Mulai dari salah copy, belum terbiasa menjilid dan masih gaptek dengan mesin fotocopy. Jangan lupa ajari para pegawai untuk meminimalisir kesalahan yang berakibat pada penurunan keuntungan.

Satu lagi yang juga penting, �Cara Melayani�. Kadang ada pegawai fotokopi yang kurang friendly dan ramah ketika melayani. Ini juga penting, tahu gak ? ketika saya masih kuliah, saya rela pergi ke fotokopian langganan saya yaitu Fotokopi Anugerah yang cukup jauh meskipun ada banyak fotokopian yang lebih dekat. Ini karena saya sudah merasa nyaman dan terkoneksi dengan para pegawai disitu. Sering mengobrol dan kadang bercanda sampai hafal warna cover jilid yang saya sukai. 

3. Putarkan kembali sebagian hasil keuntungan

Semua orang pasti ingin usahanya maju dan berkembang bukan ? selain menjadi besar, keuntungan pun akan meningkat bila skala usaha semakin besar.  Namun, pastikan anda sudah memikirkan cara mengelolanya mulai dari merekrut dan membagi karyawan. Sisihkan sebagian keuntungan untuk membeli mesin fotocopy yang lebih bagus atau membeli mesin cetak banner serta komputer, sehingga kedepan usaha fotocopy anda berubah jadi Digital Printing yang lengkap.

4. Promosi

Apakah usaha fotocopy perlu promosi ? Ya, promosi banyak caranya. Mulai dari potongan harga, gratis clip sampai membuat banner di depan toko. Ada juga beberapa fotocopy yang menyediakan minum (air minum kemasan) bagi pelanggannya yang menunggu agak lama. Saya rasa ini juga salah satu bentuk promosi pelayanan, bagaimana kita memanjakan pelanggan agar nyaman dan datang lagi. Intinya bangunlah keakraban. Bila anda membuka juga usaha Digital Printing seperti cetak banner, lakukan juga promosi via internet.

Nah, saya kira sudah cukup pembahasan tentang cara bisnis fotocopy ini. Tidak terasa sudah menulis 1.400 kata. Semoga bisa memberi referensi bagi anda. 

Fajar M
(Hargai jeri payah saya menulis artikel ini, dilarang copy paste tanpa mencantumkan link sumber aktif menuju halaman ini. Bila ada bagian yang salah dari artikel ini mohon kirim kritik dan saran)

Pustaka :
http://www.fotocopy.co.id

Advertisemen

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
© Copyright 2017 Belajar Ilmu Bisnis